Gizi Buruk atau Malnutrisi Pada Bayi Dan Anak
Gizi Buruk atau Malnutrisi merupakan suatu kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup nutrisi dalam mempertahankan proses biologis secara normal. Bentuk paling parah dari dampak malnutrisi adalah akibat dari kelaparan, sehingga orang tersebut tidak mendapatkan makanan serta nutrisi secara cukup. Malnutrisi tahap berat memang jarang terjadi di negara maju, tetapi beberapa populasi tertentu juga rentan terhadap bentuk malnutrisi. Orang dengan masalah pencernaan biasanya menjalani berbagai macam pengobatan, serperti diet ketat, dan sebagainya. Hal ini juga dapat memungkinkan seseorang tersebut menderita kekurangan gizi akibat kurangnya satu atau lebih dari asupan nutrisi penting bagi tubuh dalam diet keseharian mereka.
EFEK JANGKA PENDEK
Efek jangka pendek malnutrisi tergantung pada kekurangan jenis nutrisi tertentu. Kelelahan, pusing serta penurunan berat badan drastis adalah gejala umum dari kekurangan vitamin yang bisa menyebabkan malnutrisi. Kurangnya beberapa vitamin dan mineral seperti zat seng, selenium dan vitamin D, C dan A dapat menyebabkan sistem kekebalan menurun yang bisa membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Anemia juga bisa terjadi akibat kekurangan zat besi.
EFEK JANGKA PANJANG
Pada jangka panjang, malnutrisi dapat menyebabkan perubahan ireversibel dalam sel dan jaringan. Pengeroposan tulang atau kerusakan otot dapat terjadi ketika tubuh Anda tidak mendapatkan cukup kalsium, vitamin D atau fosfat. Masalah pencernaan, paru-paru serta jantung juga bisa terjadi. Anak-anak, remaja, serta wanita hamil sangat rentan terhadap efek jangka panjang malnutrisi. Kurangnya nutrisi selama periode ini dapat mengakibatkan masalah kesehatan seumur hidup, termasuk cacat lahir, cacat fisik, kerusakan otak, pertumbuhan terhambat serta peningkatan risiko penyakit jantung di kemudian hari. Malnutrisi dapat menyebabkan kematian jika tidak diobati.
6 Faktor Penyebab Gizi Buruk atau Malnutrisi Pada Bayi Dan Anak Secara Umum
- Keterbatasan Penghasilan Keluarga (Faktor Ekonomi)
Penghasilan keluarga akan sangat menentukan hidangan makanan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan. walaupun demikian, hendaklah dikesampingkan anggapan bahwa makanan yang memenuhi persyaratan gizi hanya mungkin disajikan di lingkungan keluarga yang berpenghasilan cukup saja, karena pada kenyataannya tidaklah demikian kondisi sebenarnya.
- Pengetahuan Kesehatan Akan Gizi Makanan
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari banyak keluarga berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif baik tetapi tidak memiliki pengetahuan akan pentingnya gizi dalam makanan yang diberikan kepada bayi atau anak.
- Jarak Kelahiran Yang Tidak Terencana
Hasil penelitian banyak membuktikan bahwa bayi dan anak yang menderita gangguan gizi buruk lebih dipicu karena seorang ibu yang sedang hamil lagi saat anaknya yang lain masih kecil akan menyebabkan kesempatan untuk memperhatikan asupan gizi saat hamil dan menyusui menjadi terabaikan. Oleh karena itu, mengatur jarak kehamilan seorang ibu sangatlah penting agar memiliki waktu yang cukup untuk memperhatikan asupan gizi pada calon bayi dan anak-anaknya yang lain.
- Prasangka Buruk Terhadap Bahan Makanan Tertentu
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan Bahan makanan itu dianggap dapat menurunkan prestise keluarga sehingga terabaikannya gizi yang tersaji.
- Tradisi Pantangan Yang Merugikan
Berbagai kebiasaaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu yang masih sering kita jumpai terutama didaerah pedesaan. Kebiasaan wanita yang sedang hamil untuk memekan makanan tertentu yang tidak atas larangan dokter, sesungguhnya akan dapat merugikan kesehatan ibu itu sendiri. Larangan anak untuk makan telur, ikan, ataupun, daging hanya derdasarkan kebiasaan yang tidak ada dasarnyaq dan hanya diwarisi secara dokmatis turun temurun., padahal anak itu sendiri sanngat memerlukan bahan makanan serperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya.
- Kesukaan yang Berlebihan Akan Makanan Tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan kurang bervariasinya makanan dan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.
Untuk itulah, kita harus menyadari betul betapa pentingnya stabilitas gizi ideal sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Ada baiknya jika Anda berkonsultasi pada dokter, mengenai jumlah asupan yang tepat untuk takaran gizi dan vitamin yang diperlukan, agar Anda dapat mencukupi kebutuhan tersebut melalui pemilihan jenis makanan yang tepat untuk dikonsumsi sehari-hari.