BAHAYA ! Jangan Asal Minum, Inilah Efek Samping Antibiotik
Bukan bermaksud menakuti, tetapi perlu
dipahami bahwa mengonsumsi antibiotik beresiko menimbulkan efek
samping antibiotik, di antaranya adalah:
- Gangguan saluran cerna, seperti diare, mual, muntah, mulas. Ini efek samping yang paling sering terjadi.
- Reaksi alergi, dari yang ringan, seperti: ruam atau gatal, hingga yang berat, seperti: pembengkakan bibir/kelopak mata, gangguan napas, dan lainnya. Berbagai penelitian juga menunjukkan, pemberian antibiotik pada usia dini akan mencetuskan terjadinya alergi di masa mendatang.
- Antibiotik yang dapat menimbulkan demam, yaitu bactrim, septrim, sefalosporoin, dan eritromisin.
- Gangguan darah. Beberapa antibiotik dapat mengganggu sumsum tulang, salah satunya kloramfenikol.
- Kelainan hati. Antibiotik yang sering menimbulkan efek ini adalah obat tuberkulosis seperti INH, rifampisin, dan pirazinamid.
- Gangguan fungsi ginjal. Golongan antibiotik yang bisa menimbulkan efek ini adalah aminoglycoside, imipenem/meropenem, dan golongan ciprofloxacin.
- Berbahaya pada anak-anak – Penggunaan antibiotik yang berlebihan pada anak-anak dapat mengakibatkan si anak kekurangan manfaat vitamin K yang berguna untuk mencegah perdarahan.
- Resistensi antibiotik – Terlalu sering mengkonsumsi antibiotik dapat berakibat tubuh lebih kebal terhadap antibiotik itu sendiri nantinya. Sehingga jika ia terkena kembali jenis penyakit yang sama, penggunaan antibiotik sejenis tak akan mampu lagi melawan penyakit tersebut. Sehingga dibutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk menanggulanginya.
- Gangguan serius dan mengancam nyawa – Penggunaan antibiotik dosis tinggi dan dalam jangka lama dapat menimbulkan efek sampaing yang sangat serius, seperti disfungsi atau kerusakan hati, tremor (gerakan tubuh yang tidak terkontrol), penurunan sel darah putih, kerusakan otak, kerusakan ginjal, tendon pecah, koma, aritmia jantung (gangguan irama jantung) dan bahkan kematian.